SKH Nuansa Pos-Rabu, 7 Agustus 2002
Published by MAC on 2002-08-21SKH Nuansa Pos-Rabu, 7 Agustus 2002
Kesulitan Dana PT Inco Soroako Gagal Eksploitasi
Mangun: Jika Tak Mampu Mundur Saja Dari Sulteng
Makassar, Nuansa Pos
PT Inco Soroako perusahaan yang selama ini bergerak dalam eksploitasi mineral didaerah Sulawesi Selatan, Tengah dan Tenggara kekurangan dana atau modal untuk membiayai aktivitas pertambangan yang seharusnaya telah dilakukan sesuai kesepakatan dalam kontrak kerjanya. Selain itu situasi Indonesia yang tidak konduktif, stabilitas politik, jaminan keamanan dan penegakkan hukum di Indonesia sangat berpengaruh bagi investor.
Dengan keadaan Indonesia seperti itu membuat lembaga keuangan internasional menjadi ragu untuk memberikan pinjaman modal kepada PT Inco tbk, hingga saat ini belum ada Bank atau lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjaman modal kepada kami. Ini yang membuat kami belum mampu melakukan eksploitasi di Sulawesi kata Chief Eksekutif Officer (CEO) PT Inco tbk Edwar Hodkin disela-sela pertemuan PT Inco dengan Pemprov Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggaravdi Hotel Sedona Makassar.
Pertemuan itu untuk membahas pengembangan perusahaan itu di Sulawesi berdasarkan kontrak kerja yang pernah ditandatangani. Dirjen Geologi dan Sumber Daya Mineral Wimpie S Tjetjep hadir dalam pertemuan itu bersama Gubernur Sulsel Zainal Basri Palaguna, Sekprov Sulteng Drs Samijono serta Sekprov Sultra Drs H Yokoyama Sinapoy.
Gubernur Sulsel Zainal Basri Palaguna ditanya soal keluhan pihak PT Inco menyatakan semua masalah harus diselesaikan secara musyawarah. Apalagi menyangkut hubungan antara negara Indonesia dan Kanada. Selain itu pemerintah daerah, pemerintah pusat ikut terlibat dalam masalah ini seperti misalnya relokasi transmigran di Sulawesi Tengah.
Secara terpisah Ketua Komisi B DPRD Sulteng Yus Mangun SE menegaskan bahwa sesuai dengan kontrak karya yang ada, PT Inco sudah harus menlanjutkan kegiatan eksploitasinya di wilayah Sulawesi Tengah antara tahun 2003-2005. PT Inco harus melanjutkan eksploitasinya di Sulteng sesuai kontrakan jika tidak mampu mundur saja. Sebab masih banyak investor asing yang mau menanamkan modalnya di Sulteng, tegas Mangun politisi kawakan Sulteng.
Hal ini dianggap penting. Sebab hingga saat ini sekitar 36 ribu hektar lahan tidur di Sulteng menunggu untuk dieksploitasi. Disamping itu sekitar 500 KK dari transmigran dilokasi blok bohudopi menunggu direlokasikan ke lokasi baru. Sementara 200 KK yang telah dipindahkan kelokasi baru kesejahteraannya sangat memprihatinkan. PT Inco harus bertanggung jawab dalam masalah ini, kasihan mereka kata Yus dengan nada prihatin.(Np9)
For further background on the struggles against PT Inco, click here.